Batavia Tunggak Uang ke Penumpang Rp 95 Miliar


Maskapai Batavia Air tidak memiliki jaminan untuk menggantikan tiket perjalanan yang telah dibeli calon penumpang. Kata seorang kurator Batavia Air, Turman Panggabean, jumlah penjualan karcis yang sudah berada di tangan pembeli itu mencapai Rp 95 miliar. 

"Kami minta penumpang bersabar saja," kata Turman ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Februari 2013. "Karena kami tidak dapat menjamin pengembalian uang untuk tiket penumpang."

Menurut Turman, penumpang yang telah membeli tiket untuk perjalanan dua pekan awal Februari 2013, tidak bakal mendapat ganti rugi. Alasannya, jadwal penerbangan itu sangat berdekatan dengan tanggal kepailitan Batavia Air, 30 Januari 2013. Sehingga maskapai tidak memiliki keluasan waktu serta kesediaan dana untuk mengganti harga tiket itu. "Penumpang dengan penerbangan satu atau dua pekan setelah pailit dipastikan tidak dapat diganti uangnya oleh maskapai," kata dia.

Sementara itu, bagi penumpang dengan tenggat waktu penerbangannya agak lama, Turman mempersilakan mereka untuk mengajukan klaim ke Batavia. Tujuannya agar uang pembelian tiket dapat kembali. "Meski begitu, penggantian uang tiket penumpang bukan prioritas untuk dilunasi," ujarnya.

Alasannya, ada beberapa kreditur yang wajib diutamakan mendapat pelunasan ketika terjadi kepailitan, seperti kreditur preferen dan separatis. Bila dari ganti rugi itu terdapat uang sisa, barulah Batavia Air membayar kembali harga tiket yang sudah terlanjut dibeli calon penumpang. Tapi lagi-lagi ia tak dapat memastikan kapan Batavia Air mengembalikan uang tiket itu. "Sebab kurator masih membutuhkan waktu untuk memverifikasi aset serta utang-utang perusahaan."

Soal kebijakan pemerintah yang berjanji memfasilitasi penumpang Batavia, ia menyatakan hal itu bukan lagi urusan maskapai. Karena setelah diputus pailit, Batavia Air tak lagi bisa menjalankan usaha serta meraup pendapatan. Fokus utama saat ini adalah pelunasan utang-utang yang bertumpuk lebih dahulu."Kalau pemerintah mau bantu silakan, tapi kami tidak mau menanggung Rp 95 miliar itu," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura II, Trisno Heryadi, mengatakan, telah mengatur kelancaran lalu lintas penerbangan di bandar udara. Seperti membuka gerai pelayanan serta informasi bagi penumpang Batavia Air. "Counter kami buka sejak Batavia diputus pailit," kata Trisno.

Dalam hal ini, AP II mengikuti arahan dari Kementerian Perhubungan: membantu penumpang agar langsung ke maskapai yang sudah ditunjuk pemerintah. Seperti Mandala Air. Calon penumpang juga diarahkan ke penerbangan lain bersedia memberikan tiket dengan harga batas bawah sebagai solidaritas antarmaskapai. Semua layanan ini, Trisno melanjutkan, tersedia hingga ada kejelasan dalam masalah Batavia. "Mungkin sekitar 10 hari, tidak sampai berbulan-bulan. Kami yakin pasti cepat bisa diselesaikan," ujar dia.

Sumber: tempo.co