Namun, seorang putri dari Kerajaan Arab Saudi melakukan strategi yang salah dalam melakukannya: membawa 60 pelayan dan segunung koper bersama mereka. Pelarian yang direncanakan Putri Maha al-Sudairi untuk menghindari tagihan setara Rp 71 miliar itupun gagal total.
Dia dan rombongannya yang langsung ditemukan oleh staf saat keluar dari hotel Shangri-La pukul 03.03 dini hari. Mereka menelepon polisi yang dengan cepat datang dan menangkap mantan istri putra mahkota dan wakil menteri utama Pangeran Nayef bin Abdulaziz sesaat setelah masuk limusin.
Tetapi karena sang putri dilindungi oleh kekebalan diplomatik, polisi tidak dapat menangkap atau bahkan menahannya untuk pelanggaran yang dilakukan. Sebaliknya pihak berwenang Perancis hanya bisa mendekati Kedutaan Saudi dalam upaya untuk mendapatkan bantuan. Sang putri kini "ditahan" sementara di hotel mewah lainnya, Royal Monceau, dekat Champs-Elysees.
Al-Sudairi tiba di Paris dengan rombongannya pada tanggal 23 Desember tahun lalu dan memesan seluruh kamar di lantai 41. Dia berulang kali menghindari tuntutan dari hotel untuk menyelesaikan tagihannya, surat kabar Le Parisien melaporkan.
Ini bukan kali pertama Kerajaan Arab saudi direpotkan dengan kenakalannya. Ia pernah melakukan hal yang sama di butik-butik mewah di Eropa, termasuk Dior, gerai perhiasan Chaumet dan Victoria Casal, serta setidaknya satu hotel.
Pada Juni 2009, dia mengklaim kekebalan diplomatik di Perancis dan meninggalkan Rp 213 miliar dalam tagihan belanja yang belum dibayar, termasuk Rp 862 juta untuk belanja pakaian dalam.
Sumber: tempo.co